Egoisme dan Perjuangan Pembebasan Rakyat Papua Barat
Ilustrasi Gambar Doc.Pribadi Jeeno Dogomo
Tanah Papua dalam Bintang Kejora
Oleh : Jeeno Dogomo
Banyak gerakan perlawanan yang ada tetapi hanya sedikit yang berjuang mempertahankan kebenaran yang sejati ?
Banyak orang yang selalu membicarakan dan memperjuangkan kebenaran namun yang di perjuangkan bukalah kebenaran yang sejati ?
Banyak orang juga yang memperjuangkan kebenaran namun di sela-sela perjuangan ada sisipan sisipan kepentingan individu dan kelompok?
Sebelum kita mempelajari tentang egoisme dan pengaruhnya pada perjuangan Bangsa Papua Barat, ada baiknya jika kita melihat sekilas singkat sejarah perjuangan bangsa Indonesia dahulu.
Setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, Indonesia mulai memikirkan bagaimana cara membangun Negara ini yang tentunya tidak terlepas dari sejarah perjuangan tersebut seperti yang pernah di katakan oleh Ir.Soekarno (Jas Merah) jangan sekali kali melupakan sejarah bangsa Indonesia. Tutur ini dikeluarkannya karena mengingat perjuangan rakyat Indonesia yang sangat panjang dalam meraih kemerdekaan tersebut dan memperhatikan situasi yang terjadi, karena Soekarno saat itu, mulai merasakan tekanan secara tidak langsung bahwa lawan politiknya, ingin menjatuhkan dan menggulingkanya dari jabatan kekuasaan kepemimpinan .
Setiap orang yang memimpin sebuah Negara dialah sejarah yang tercatat karena perjuangannya merupakan hasil dari gerakan-gerakan penegak persatuan dan kesatuan kemerdekaan yang mutlak, sehingga sewaktu-waktu perjuangan dapat merubah sejarah guna mempertahankan kekuasaanya dan menjadikannya tokoh yang akan di kenang sebagai pahlawan yang kokoh dan teguh atas perjuangan dan kepemimpinaan, Sedangkan kepemimpian yang tidak teguh atas perjuangan menghasilkan pahlawan yang tanpa nama dalam suatu perjuangan.
Dengan demikian, konteks dalam perjuangan bangsa Papua Barat yang sedang memperjuangkan untuk mencapai kemerdekaan yang hakiki dan berdaulat, bangsa Papua Barat telah dimulai perjuangan sejak Tahun 1960-an sampai sekarang, maka dapat dikatakan perjuangan bangsa Papua Barat sangat panjang dan perlu di perjuangkan sampai kemerdekaan tanpa kata mundur dari lawan.
Dalam perjuangan bangsa Papua Barat telah diintimidasi, dibunuh, diperkosa, ditembak, dianiyaya serta bergumuran darah dan air mata menetes demi mencintai perjuangan kemerdekaan, karena penguasa menguasai bumi cendrawasih dengan tindakan rezim yang sangat tinggi.
Dan itulah, terlihat nyata secara kebenaran dan keadilan, para pejuang terdahulu yang kini hanya terlihat tulang belulang pejuang bangsa Papua Barat terdahulu wafat di medan bakti untuk selalu di kenang perjuangannya dan perlu mewarisi kepada generasi ke generasi meneruskan dan meluruskan perjuangan yang masih ada catatan demi merajut titik kemerdekaan bangsa Papua Barat.
Di balik perjuangan oleh para pejuang dahulu, kini telah hadirnya para prioritas-prioritas generasi mudah dengan semagat memperjuangkan kebenaran dan jati diri bangsa Papua Barat sebagai bangsa yang merdeka atas nama bangsa, lambang Negara, dan lagu kebngsaan Papua Barat. Dalam perjuangan oleh generasi kini, menghadapi hal yang pernah terjadi pada pejuang-pejuang dahulu bahwa di tembak, di bunuh, diperkosa, di penjarahkan, dianiyaiya, di cacimaki bagian dari kativitas para pejuang kemerdekaan bangsa Papua Barat.
Pola pikir yang sangat egoisme sedang menghadiri dalam perjuangan bangsa Papua Barat bahwa masih banyak kelompok/organisasi maupun individu yang berjuang namun masih memiliki potensi untuk meloloskan kepentingan individu maupun kelompok dalam perjuangan, seperti dalam sekelompok orang yang tergabung dalam sebuah organisasi yang awalnya berjuang namun lama kelamaan pudar akibat adanya pihak ke tiga yang berwenag dan memberi tawaran-tawaran menarik seperti (Harta,Tahta,Wanita) atau yang biasa di singkat dengan (3Ta), adalah tawaran yang biasa terjadi dan paling sering di tawarkan kepada mereka yang berjuang untuk kemerdekaan bangsa Papua Barat, baik itu dalam organisasi maupun individu sehingga tujuan utama yang di perjuang organisasi maupun individu terganggu, berubah bahkan sampai keluar dari jalur perjuangan itu sendiri dan riwayat untuk berjuang hanya sebatas.
Bukan hanya pihak ke-3 yang menjadi masalah dalam perjuangan ini namun masalah yang lebih sangat menghambat adalah menyebabkan perpecahan di dalam perjuangan yang melahirkan egoisme baru. Secara naluri Egoisme adalah sifat dimana seseorang melakukan sesuatu tetapi lebih mementingkan kepentingan individu maupun kelompok, jadi singkatnya egoisme adalah (sa buat apa sa dapat apa), Bagi mereka yang berfikiran secara egoisme dalam perjuangan adanya pemikiran dan perasaan bahwa jika perjuangan ini selesai jabatan apa yang akan saya dapatkan? dan apakah nama saya akan di catatkan dalam sejarah Papua Barat? dan akankah di kenang oleh generasi penerus ke depan?, sehingga pemikiran dan perasaan seperti inilah, secara otomatis akan berdampak pada tindakan keburukan dan egoisme akan cenderung mempengaruhi para pejuang-pejuang.
Dari beberapa pemikiran maupun tindakan di atas, karena belum memahami secara baik arti perjuangan bangsa Papua Barat yang sebenarnya harus di perjuangkan sesuai ideology dan sejarah yang telah tercatat dan boleh di katakan bahwa perjuangan mereka adalah perjuangan yang tidak berasal dari hati namun dari keterpaksaan dan doronggan dari para inprealisme.
Perjuangan – perjuangan seperti ini tidak akan bertahan lama karena tujuaannya untuk individu dan kelompok-kelompok tertentu yang adanya egoisme untuk mematikan antar sesama masyarakat, alam dan dari sejarah leluhur bangsa Papua Barat yang memperjuangkan kemerdekaan.
Sehingga, hal-hal seperti ini perlu kita matikan dalam perjuangan pembebasan ini karena akan sangat berdampak pada perjuangan bangsa Papua Barat sendiri dan akan membuat perjuangan ini semakin panjang dan rumit maka perlu mengambil sebuah tindakan yang nyata yang harus dilakukan guna menekan Egoisme ini agar tidak semakin tumbuh dan berkembang biak di dalam perjuangan ini ,seperti yang pernah di katakan Che Guevara:
“Bahwa kami berjuang bersama rakyat dan demi rakyat ketika seseorang melakukan kesalahan dan itu merugikan perjuangan revolusioner, maka eksekusi mati memang harus di lakukan bukannya kami tidak menghargai hak asasi manusia justru kami menghargai hak asasi manusia yang lebih besar.
Che Guevara
Dengan makna inilah kita perlu bertumbuh dalam merajut kemerdekan bangsa Papua Barat dengan persatuan dan kesatuan, tanpa lupa kata lawan terhadap kapitalisme, imprealisme, militerisme, dan kolonialisem serta lawan yang berbauh rezim.
Penulis adalah Aktivis Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Bali
Komentar
Posting Komentar